Wednesday, November 19, 2014

9# Christmas Eve

Ada dua orang gadis yang bernama Emma dan Veronica, yang tinggal di lingkungan yang sama. Saat itu malam Natal dan orangtua Emma sudah pergi dari rumah untuk merayakan liburan mereka hingga akhir pekan. Dia merasa sedikit gugup ditingalkan sendiri di rumah semalaman, jadi dia mengundang temannya untuk bersama dengannya malam itu.
Kedua gadis itu kemudian berencana untuk begadang. Seharian mereka bertukaran pakaian dan melakukan hal yang gadis lain biasa lakukan seperti menata rambut atau kuku mereka satu sama lain. Sore harinya, mereka memesan pizza dan menonton film horor. Setelah itu, mereka ke gereja bersama untuk merayakan malam natal setelah mengunci pintu rumah dan bersiap-siap.
Sepulangnya dari gereja, keduanya kemudian menghabiskan waktu yang panjang bercakap-cakap dan bergosip tentang anak-anak di sekolah mereka. Mereka lalu tidak menyadari bahwa waktu sudah berlalu hingga lewat tengah malam. Kedua gadis itu juga sudah lelah jadi mereka memutuskan saat itu sudah waktunya untuk tidur. Emma naik ke ranjangnya, sementara Veronica tidur di lantai beralaskan matras.
Kamar itu sangat sunyi dan Emma perlahan-lahan larut dalam tidurnya. Tapi kemudian, Veronica terduduk dan mulai menggoyang-goyangkan badan sahabatnya itu.
“Ayolah, kita turun dan cari es krim.” katanya dengan keras.
Emma sangat kantuk dan menggumam, “Aku tidak lapar.”
“Tapi, saya lapar.” balas Veronica. “Ayolah, kita turun.”
Emma membalikkan badannya. “Tidak ada es krim di kulkas.” Dia mengantuk seraya mengatakan, “Kita sudah makan semua.”
“Jadi … ayo ke toko dan membelinya beberapa.” kata Veronica.
“Aku tidak mau lagi,” timpal sahabatnya itu. “pergilah sendiri.”
“Tidak! Aku tidak berani berjalan seorang diri di malam-malam begini.” Veronica memohon, “Ayolah, kita pergi …”
Emma masih terbaring di ranjangnya dan berusaha mengacuhkannya.
“Emma, kumohon!” Veronica mulai menangis. “Ayo! Aku benar-benar ingin es krim …” Airmata mengalir turun di wajahnya.
Emma benar-benar terganggu. Dia sudah bosan dan capek mendengar rengekan sahabatnya itu.
“Ya Tuhan, Veronica! OK! OK!” sahutnya. “Jika itu benar-benar penting bagimu, baiklah … aku akan pergi bersamamu ke toko. Jadi tenanglah!”
Kedua gadis itu berpakaian dengan cepat dan mengenakan jaket mereka. Segera setelah mereka meninggalkan rumah, entah kenapa, Veronica langsung menarik tangan sahabatnya dan mulai menyeretnya ke arah yang lain.
“Ini bukan jalan menuju ke toko.” teriak Emma.
“Sssssshhhhhh!” desis Veronica. “Kita akan pergi ke kantor polisi. Tadi aku melihat cermin, dan saya melihat seorang pria dengan kampak, sedang bersembunyi di bawah ranjangmu!”

10# Penggiling Daging

Cerita penggiling daging adalah cerita yang mengerikan tentang dua orang anak yang menghilang bertahun-tahun yang lalu di sebuah pabrik pengolahan daging John, di sebuah desa kecil.
Menurut cerita setempat, pabrik pengolahan daging John yang terletak di pertengahan desa dihantui oleh arwah dua orang anak yang terbunuh.
-- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- --
Pada tahun 1964, James Warren adalah pemilik pabrik pengolahan daging tersebut. Dia memiliki dua orang anak, Sarah yang berumur 8 tahun, dan Nelson yang berumur 6 tahun.
Pada suatu sore di awal Oktober, tuan James sangat senang ketika anak-anaknya mengunjunginya ditempat kerjanya. Pengasuh mereka nyonya Stiles, membawa mereka untuk mengunjungi ayahnya sebentar. Dia mengantarkan mereka kedalam kantor ayah mereka, dan menyuruh mereka untuk menunggu sampai ayah mereka bersedia menghabiskan waktunya bersama mereka. Kemudian nyonya Stiles pergi untuk istirahat sejenak.
Nyonya Stiles hanya meninggalkan mereka beberapa menit, tapi ketika dia kembali, dia terkejut melihat kantor tersebut kosong dan mereka telah pergi. Nyonya Stiles tidak menemukan mereka, dan dia memberitahukan kepada ayah mereka.
Tuan James segera menghentikan semua pekerjaan dan meminta bantuan kepada para pekerjanya untuk mencari anaknya. Mereka mencari di sekitaran pabrik, di bawah-bawah meja dan di gudang mesin, tetapi tidak menemukan tanda-tanda Sarah dan Nelson dimanapun.
Pada saat tuan James sudah menjadi sangat bingung. Dia akhirnya memutuskan untuk menghubungi polisi dan melaporkan mengenai anak-anaknya yang hilang. Segera setelah itu, sebuah mobil pun berhenti di depan pabrik tersebut dan turunlah dua orang petugas polisi untuk melakukan pencarian lebih lanjut.
Setelah berjam-jam menyisiri pabrik tersebut. Polisi tersebut tidak menemukan adanya tanda-tanda anak yang hilang, seolah-olah mereka telah hilang begitu saja.
Seminggu telah berlalu, dan belum juga ada tanda-tanda keberadaan Sarah dan Nelson. Polisi mencurigai pekerja-pekerja tuan James yang telah mencuri anak-anaknya, dan tim petugas dikirim lagi untuk pergi ke seluruh bangunan dengan lebih teliti. Kali ini mereka mencari lebih teliti kedalam ruang mesin, dan akhirnya pun pencarian mereka membuahkan hasil. Mereka menemukan sesuatu seperti sisa-sisa tubuh manusia, bersarang di pisau tajam penggiling daging.
Segera pabrik tersebut pun ditutup, dan pekerja-pekerja yang telah meninggalkan pabrik di panggil kembali, dan tidak dibolehkan seorangpun meninggalkan pabrik tersebut. Akhirnya setelah diperiksa, polisi membenarkan bahwa yang tersisa di pisau penggiling tersebut adalah daging manusia.
Setelah beberapa hari, polisi mengeluarkan perintah penangkapan kepada saudara kandung tuan James. Tuan James memiliki seorang saudara yang mempunyai masalah mental. Tugasnya di pabrik tersebut adalah memasukkan daging-daging ke dalam mesin penggilingan. Sungguh mengerikan untuk dibayangkan, polisi percaya bahwa dialah yang telah membunuh keponakan-keponakannya.
Ketika polisi menyampaikan berita mengerikan tersebut kepada tuan James, dia sangat terpukul dan putus asa. Polisi menjelaskan bahwa saudaranya lah yang telah memasukkan anak-anaknya kedalam mesin penggilingan tersebut.
Beberapa hari kemudian, meskipun sisa-sisa tubuh Sarah dan Nelson sebagian belum ditemukan, tetapi mereka telah dinyatakan meninggal. Karena kejadian itu telah diketahui oleh orang-orang setempat, tidak ada seorangpun yang mau menerima daging-daging dari pabrik tersebut. Tuan James pun akhirnya bangkrut.
Tak lama setelah itu, ditemukan mayat tuan James tergantung di ruang pendinginan daging di pabrik tersebut. Karena terlarut dalam kesedihan, tuan James pun akhirnya mengakhiri hidupnya sendiri. Dan pabrik tersebut pun tutup selama bertahun-tahun.
-- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- --
Sepuluh tahun kemudian, karena ibuku telah meninggal ayahku pun berencana untuk pindah ke sebuah desa dan memulai usaha baru.
Ayahku membeli sebuah pabrik pengolahan daging dari seorang wanita tua. Dan dia menawarkan diri untuk menjadi pengasuh aku dan kakakku, ayahku pun senang menerimanya karena dia akan sangat sibuk mengurusi pabrik.
Pamanku ikut bersama ayahku ke desa, pamanku adalah seorang yang buta. Karena dia tidak mempunyai keahlian lain, maka ayahku mempekerjakannya di pabrik untuk bertugas memasukkan daging-daging kedalam mesin penggilingan.
Suatu sore, di awal Oktober aku dan kakakku sangat senang ketika pengasuh kami nyonya Stiles akan membawa kami untuk mengujungi ayah kami ke pabriknya.

#7 Peringatan Kakak

Sebelum pindah ke North Dakota, aku tinggal di Tennessee. Aku tidak akan menyebutkan di mana kota tempatku tinggal jadi tolong jangan bertanya tentang itu.
Waktu itu umurku sekitar 19 tahun, dan kakakku (Ron) baru saja tinggal di luar negeri dan ikut dalam angkatan laut. Sekarang hanya ada Mom, Khloe (adikku), dan aku. Kita semua menghadapi masa-masa sulit ketika dia pergi. Kita bersama berusaha beradaptasi dengan ketidakberadaan Ron.
Suatu malam, aku sedang berbicara lewat telepon dengan Ron yang sedang di luar negeri. Di tengah pembicaraan tiba-tiba dia memotong dan berkata, “Eh, siapa yang lagi ada di rumah?” “Tidak ada siapa-siapa, Ron. Aku sendirian di rumah. Ada apa?” Aku agak bingung. “Oh, aku hanya merasa ada suatu feedback dari pembicaraan kita, mungkin jaringan telepon yang saling bertumpuk?” Kemudian aku berkata, “Yah, mungkin saja. Kadang itu terjadi.” Tiba-tiba dia membisikkan namaku, “Wesley” , “Ya?” jawabku sambil berbisik. “Ada seseorang di sana bersama kamu.” Aku hanya tertawa, “Jangan mengerjaiku, aku di sini sendirian.”
Aku merasakan suasana tegang, “Ron, jangan iseng!” Tiba tiba Ron berteriak, “Diam!”. “Apa? Ada masalah apa, Ron!?” “Seorang perempuan, suara perempuan. Kamu tidak mendengarnya??? Saat ini kamu memakai Sweater yang aku berikan ke kamu waktu natal, kan?” Aku bisa mendengar nada panic darinya. Sebelum aku sempat menjawab dia berteriak, “Cepat keluar! KELUAR, Wesley! Keluar dari rumah sekarang!”
Aku tidak pernah mempertanyakan keputusan dia, dia adalah pahlawan bagiku, dan masih menjadi pahlawan bagiku hingga saat ini. Jadi aku lakukan sesuai dengan perkataannya. Aku segera menutup telepon dan keluar dari rumah, berlari ke jalan secepat yang aku bisa. Di tengah jalan aku berhenti dan berpikir, kenapa aku berlari?
Sebelum otakku sempat mencerna segala yang terjadi, tiba-tiba terdengar suara ledakan yang sangat keras. Tanah seolah bergetar dan meledak, semua terasa samar pada waktu itu.
Rumah-rumah di sekitar tempat tinggalku meledak karena kebocoran gas. Sebagian besar dari rumahku hancur karena ledakan, termasuk kamar tempatku berada sebelumnya.
Saat kakak pulang untuk merayakan natal, aku benar-benar penasaran. Aku ingin tahu, apa yang sebenarnya dia dengar. Setelah memberi dia beberapa kaleng bir, akhirnya dia bercerita.
Dia mendengar suara seorang perempuan yang berkata, “Ron, bilang pada Wesley untuk lari. Dia akan terbakar dan mati. Sweater yang dia kenakan akan hancur jadi abu. Katakan padanya, Ron.”
Ya, kakakku telah menyelematkan nyawaku.

#8 Suara Kakek yang lain

Saat masih kecil, aku dan kakek sering sekali menonton acara misteri medis di TV. Kalian tahukan, tentang manusia dengan enam kaki, atau bayi yang tidak berkulit namun tetap hidup. Alergi yang unik, mutasi genetic, dan banyak hal lain yang terkesan komikal, mungkin saja sang dokter lupa dan meninggalkan peralatan medisnya di dalam tubuhmu, dan benda itu diam di dalammu selama lebih dari 5 tahun. Cerita-cerita ini mendidik dan juga menjijikkan, aku berhenti menonton itu semua saat beranjak remaja.
Kakek kadang bercanda dan berkata bahwa seharusnya dia berada dalam acara itu. Aku tahu dia tidak serius, dia tidak suka menarik perhatian orang. Aku kadang berpikir, jika kakek masuk acara itu, apa yang akan menjadi judul dari episode itu. Ide yang muncul selalu jelas, seperti sebuah acara film retro, “Pria dengan Dua Suara”.
Semenjak menjadi anggota di keluarga ini, aku tahu kakek punya dua suara. Salah satu cara untuk mendeskripsikan ini adalah dengan menggambarkan seperti saat kita sakit dan ada dahak dan flek di tenggorokkan kita, dan itu memberikan efek suara yang pecah saat kita berbicara. Kita akan mendengar suara normal kita, namun di satu sisi kita bisa mendengar gaung dari suara yang lebih rendah. Suara itu akan hilang ketika kita berdehem. Namun kakek selalu seperti itu sepanjang hidupnya, dan suara keduanya sama kerasnya dengan suara normalnya.
Aku ingat ketika dia menceritakan cerita masa mudanya, dokter akan melihat isi lehernya dan tidak menemukan apa-apa. Hasil x-ray juga nihil. Aku sering bertanya ke kakek, kenapa dia tidak mencoba kembali ke dokter, apalagi dengan teknologi medis yang sekarang lebih maju.
Jawaban kakek selalu sama, “Mereka tidak memberikan vonis yang baru.”
Kita menamakan suara kedua itu “Ed”. Nama kakek adalah Albert, disingkat Al. Terdengar seperti acara Tv kan? Ed & Al. Al & Ed.
Kakek meninggal dengan tragis. Dia memiliki banyak teman dan orang-orang yang menyayanginya. Atau ibu sering menyebutnya sebagai, orang-orang yang senang dengan “pertunjukkan sirkusnya” Sinisme dari opini ibuku terbukti ketika kakek di autopsy.
Kita sadar, seharusnya kakek pergi ke dokter. Hasil untrasound menunjukkan bahwa perut gendutnya bukan karena bir, namun suara keduanya benar-benar merupakan suara yang lain! Ada benda kecil, meringkuk di tubuhnya yang ternyata adalah kembaran kakek. Dia berada di perut kakek dan berhubungan langsung edengan esophagus yang berada di bawah tulang selangka. Tentu saja dokter jaman dulu tidak dapat mendeteksi ini.
Ini menjelaskan bahwa, ada saluran yang menghubungkan antara kembaran kakek dengan esophagus yang menjadi sumber suara kedua kakek.
Menurut orang yang meng-autopsi kakek, ada sebuah suara yang terus berbicara setelah kakek meninggal. Ed masih hidup beberapa hari setelah kakek meninggal

#6 Penguapan

Air.
Air adalah sumber kehidupan. Mencukupi
kebutuhan kita, mengairi ladang ladang, dan
menumbuhkan bahan pangan kita. Air sangat
penting bagi semua makhluk hidup. Kita
menggunakan air untuk mencuci mobil,
membersihkan bahan makanan dan menghasilkan
tenaga.
Air berpengaruh dalam setiap aktivitas harian
kita. Tanpanya peradabanpun akan punah.
Pemerintahan akan hancur, terlumpuhkan oleh
musuh tak terkalahkan - kemarau. Hanya
masalah hari - tak sampai seminggu - sebelum
semua makhluk hidup di bumi binasa.
Intinya,
kita tak dapat hidup tanpa air.
Dua hari yang lalu kita semua dipaksa untuk
mengalaminya.
Aku tak tahu bagaimana awalnya. Tak ada
siapapun yang masih bertahan hidup yang tahu.
Pada jam jam awal ini berlangsung, mulai
terdengar banyak teori, dari yang hampir masuk
akal, seperti gas rumah kaca jenis baru, sampai
ke teori konyol, semacam cahaya yang hanya
menguapkan air.
Aku ingat dengan jelas jam jam dimana semua ini
belum diketahui penyebabnya. Saat umat
manusia belum tercekam oleh kepanikan.
Apakah yang terjadi?
Aku akan menyederhanakannya.
Yang pertama adalah setiap tetes air murni di
seluruh muka bumi menguap begitu saja.
Aku rasa aku tak mungkin menggambarkannya
secara tepat, tapi aku akan berusaha.
Bisakah kau bayangkan setiap sungai, danau dan
semua sumber air alami mengering dengan tiba-
tiba, tanpa ada penyebabnya?
aku ragu kau bisa, tapi itulah yang terjadi.
Pengeringan juga terjadi terhadap air dalam kemasan. Sejauh yang aku tahu, semua air dalam botol di
seluruh dunia juga menguap, sama halnya
dengan air dalam tangki dan semua sumber air
semacam itu. Begitupun dengan air dalam
campuran soda juga menguap dan menyisakan
pemanis buatan yang jika dikonsumsi akan
menyebabkan penyakit.
Tak ada setetespun air yang bisa ditemukan
untuk diminum.
Semakin jauh, akibat buruk lain dari hilangnya air
adalah dari pembangkit2 nuklir.
Tanpa adanya tekanan air, hampir sebagian besar
pembangkit2 nuklir di seluruh dunia - yang
menggunakan olahan air sebagai pendingin,
kehilangan sumber daya pendinginnya. Dan tidak
sampai setengah dari perusahaan2 pembangkit
itu yang punya rencana cadangan, belum lagi
rencana cadangan yang ada tidak terlalu baik
atau belum pernah di uji coba. Sehingga
mengakibatkan bencana besar pemanasan
nuklir yang melelehkan sekiranya 46% air
pendingin reaktor.
Dunia beralih dari situasi tak terkendali menjadi
anarkis total.
Perhubungan luar negri terputus hampir tepat
dua puluh empat jam sejak ini dimulai.
Kemudian muncul akibat yang ke dua.
Racun air laut.
Banyak orang berkumpul di gedung gedung
penyaringan air garam, berharap akan
keselamatan.
Tapi mereka tak mendapati apapun.
Kenyataannya bersamaan dengan penguapan
global di dunia, kadar garam di seluruh samudera
dan lautan di seluruh muka bumi meningkat lima
kali lipat.
Kemudian bahan bakar mulai langka. Dan dengan
sudah dekatnya kehancuran peradaban -
terimakasih juga kepada bencana nuklir nuklir itu,
tak ada lagi pengiriman BBM.
Begitulah, tetes air terakhir sudah dipompa keluar
sekitar tengah malam kemarin.
Setelah terjadi kemarau tibalah kepunahan.
Tanpa ketersediaan air, peradaban segera saja
menjadi liar. Pemerintah yang biasanya berperan
penting, sampai akhir berusaha menguasai
keaadan, tapi tak berhasil. Para tentara
memberontak, menembaki semua orang, baik
para perusuh dan orang biasa. Mereka yang
masih hidup, selanjutnya di bunuh dengan sadis.
Kemudian sisa pasukan tentara yang masih utuh
saling menghabisi dan membantai satu sama lain.
Pemberontak dan pembelot yang lain melarikan
diri, tak sudi untuk pasrah dan menyaksikan
kehancuran dunia.
Tapi kemudian terjadilah hal yang jauh lebih
buruk. Lebih buruk ketimbang semua yang sudah
terjadi.
Sebenarnya masih ada satu lagi sumber cairan
yang belum pernah tersentuh.
Aku sangat beruntung, karena akulah orang yang
pertama mengetahuinya di kotaku.
Itu adalah darah.
Darah terdiri dari 90% air, satu satunya cairan
yang masih ada yang bisa diminum.
Dan beberapa orang melakukanya.
Awalnya aku tidak percaya mereka bisa
melakukanya. Itu terlalu mengerikan.
Awalnya mereka memburu binatang. Para
manusia yang sudah terlalu dehidrasi itu mulai
meminum darah dari anjing, kucing dan binatang
binatang liar semacamnya. Kebanyakan hanya menghasilkan terlalu sedikit darah untuk bisa berguna.
Situasi bertambah buruk karena aku tinggal di lingkungan kota besar dan selain binatang peliharaan atau binatang pengerat, tidak ada lagi binatang liar yang bisa ditangkap untuk diminum darahnya.
Keadaan mungkin lebih baik di pedesaan atau perkampungan, aku tak mungkin mencari tahu, dan jujur saja aku tak peduli.
Kemudian aku sadar bahwa pilihan yang tersisa adalah manusia.
Pertama kali aku melihatnya adalah dua belas jam yang lalu.
Seorang pria tua, berpakaian hanya dengan selembar kain, melangkah pelan menyusuri jalan yang melalui depan rumahku.
Berteriak mencari bantuan dengan putus asa, berkoar koar bahwa semua perawatnya melarikan diri dan dia sangat butuh pertolongan. Dia begitu menyedihkan dan aku hampir membuka pintu untuk menawarinya peristirahatan dari terik panas matahari, dan sedikit bahan makanan.
Jika saja aku sedetik lebih cepat, catatan ini takkan pernah ada.
Sebelum aku sempat membuka pintu, tiga orang, dua lelaki dan satu wanita-menerjang keluar dari balik pepohonan.
Si tua malang itu tak berkutik, saat mereka menerkamnya, menggila dalam dehidrasi, lalu menyerangnya dengan alat pertukangan.
Itu adalah perbuatan paling mengerikan di sepanjang hidupku.
Salah seorang pria mengeluarkan palu, hendak memalu tungkai tungkai kaki pria tua itu, satu per satu.
Krak. Krak. Krak.
Aku memuntahkan cairan pahit, setiap kali palu menghantam ke tulang tulangnya, suara gemeretak itu sungguh memuakkan.
Pria yang satunya membawa cangkul. Mereka serempak membacok bacok pria tua itu, sekali, lalu dua kali.
Alat alat itu mengiris iris pergelangan si pria tua seperti pisau memotong steak sapi.
Apa yang kusaksikan membuatku muntah. Setelah aku muntah, aku menoleh ke sana lagi hanya untuk meningkatkan kengerianku.
Oh, aku berharap aku tak pernah menyaksikannya.
Si wanita yang tak bersenjata, melompat menduduki dada si tua. Kedua tangannya menutupi wajah horor si pria tua sembari kedua partnernya mencacah cacah.
Kemudian, aku menyaksikan, wanita itu menjejalkan kedua jempolnya ke dalam sepasang mata si tua. Wanita itu melolong seperti suara binatang yang belum pernah kudengar.
Wanita itu mencolokkan jempolnya lebih dalam lagi, menekan masuk dan keluar berulang ulang.
Saat mereka selesai, darah dan bermacam macam cairan organ melumuri tubuh wanita itu.
Dia meraih sepotong tubuh si tua malang lalu memakannya seperti buah. Aku bisa mendengar suara kunyahan dari luar sana.
Mereka membungkuk dan menjilati darah yamg berceceran dan aku memalingkan wajahku dari sana.
Aku menyebut mereka "Drinkers".
Satu hal yang ingin kuperjelas. Mereka bukan zombie. Mereka tidak terjangkit penyakit dalam seperti virus atau bakteri. Mereka manusia sepenuhnya. Aku kira dehidrasi begitu berpengaruh pada mereka, lebih buruk dari pada ke orang orang yang lain, itu memaksa mereka untuk meminum manusia, mau tidak mau juga merubah mereka menjadi kanibal gadungan atau mati kehausan.
Mereka adalah jelmaan dari sisi gelap manusia.
Drinkers juga terlihat bisa saling mengenali sesama drinkers melalui semacam sinyal. Karena aku bukan Drinkers, aku tak tahu sinyal nya seperti apa.
Secepat mungkin, ku kumpulkan cadangan makanan, beberapa selimut, catatan ini dan pistol Desert Eagle 357 ku, kubawa semuanya ke kamar atas.
Ku kerahkan tenagaku yang menipis untuk mengganjal pintu dengan ranjang lalu kutumpuk semua perabotan kamar di atasnya. Pistol Desert Eagle-ku terisi penuh dengan tujuh peluru. Dan aku masih punya sekotak peluru cadangan. Cukup untuk menghentikan tiga belas Drinkers dan... Yeah, aku yakin kau tahu lah.
Enam jam berlalu. Aku benar benar dehidrasi. Lidahku kelu dan kulitku sekering ampelas. Aku makan sedikit roti tadi, dan aku hampir mati tersedak, tak ada air liur untuk melicinkan kerongkonganku. Sekarang selain kehausan aku juga kelaparan.
Aku tak mengerti kenapa aku masih terus menulis. Mungkin aku butuh kesibukan sekalian menunggu datangnya detik detik menjelang kepunahan umat manusia.
Mungkin aku adalah kunci akan harapan bahwa solusi bencana ini bisa ditemukan, dan seseorang di masa depan akan membaca catatanku dan teringat akan bencana ini.
Mungkin... Aku hanya berkhayal.
-
Kondisi semakin memburuk. Nafasku sesak dan aku semakin lemas. Ruangan ini terasa seperti sauna. Aku hampir bisa melihat hawa panas menguap di seberang ruangan, semakin tebal dan semakin pekat hingga aku merasa seperti di masak hidup hidup. Pemandangan yang menyedihkan. Pulpenku terus menulis di lembar catatan sembari kesadaranku hilang dan timbul. Aku khawatir jika aku bahkan tak kuat menarik pemicu pistolku saat waktunya tiba nanti.
-
Aku haus sekali. Terakhir aku kencing, airnya tak keluar dan perih. Aku juga sudah tidak buang air besar untuk waktu yang lama. Penglihatanku memudar timbul tenggelam dan kepalaku serasa akan meledak akibat panas yang menekan dari dalam. Kulitku sangat kering dan kasar. Aku tahu aku sekarat, tapi aku masih punya si Desert Eagle. Mungkin aku harus segera bunuh diri sebelum aku kehabisan kekuatan untuk melakukannya. Tuhan tahu itu lebih baik daripada mati dehidrasi atau membiarkan Drinkers memangsaku.
-
Sangat haus
Disini gelap dan aku kehilangan pistolku
Penglihatanku sudah hampir hilang
Sangat HAUS
Aku akan gila
Aku sekarat
Tunggu
Apa itu
Haus sekali
Seseorang mengetuk pintu
Mereka ingin masuk
Mereka bilang para Drinkers datang
Haruskah aku
Aku tak tahu
Mungkin aku bisa minum
Aku sangat haus.

4# OTW

Akibat longsoran tanah di jalan yg akan kami lalui, akhirnya kami harus berputar mencari jalan lain menuju tempat camp. Medan yg berat karena di daerah pegunungan, apalagi waktu yg sudah larut, tapi terpaksa kami harus ngebut sampai tujuan sebelum pagi. Kami berempat naik motor berboncengan, hanya bermodal penunjuk arah, hingga akhirnya kami tersesat.
Aku tak tahu dimana, yg pasti kami sampai di sebuah desa. Aku yg dibonceng bisa leluasa memandangi sekitar. Bisa aku lihat sebuah rumah kayu dengan dekorasi yg indah, dan kulihat ada seorang bapak yg tertidur lelap di teras rumahnya, sangat khas sekali suasana desa. Bahkan aku lihat seorang ibu duduk santai di sebuah rumah dengan daster hitamnya, ah, hampir saja aku tidak bisa melihatnya dalam gelap, kalau dia tidak menoleh kearahku.
Kami terus berkendara, entah kenapa kami rasa jalanan terus berputar. Sial, kami makin tersesat di rimba yg tak jelas, dan kulihat teman-temanku sudah mulai ketakutan. Kami hampir saja putus asa, sampai akhirnya kami memutuskan untuk kembali menyusuri jalan yg kami lewati. Setelah agak lama, kami berhasil sampai di desa yg kami lewati awal tadi, dan bertemu dengan seorang bapak yg sedang jaga keliling desa.
"permisi pak, mau tanya. Disini tempat camp terdekat dimana?" tanya temanku
"dekat kok mas, ini tinggal lurus aja, nanti ada belokan pertama belok kanan" jawab bapak tersebut
"lho tadi kami lewati tidak ada belokan kok pak" tanya temanku heran
"ada mas, wong bapak orang sini" jawab bapak itu.
Kami saling berpandangan, antara takut dan heran
"oiya mas, hati-hati kalau lewat daerah sini sering ada kuntilanak merah. Kalau bertemu itu setan, siapapun pasti bakal tersesat, apalagi yg tidak tahu jalan. Pesen bapak hati-hati, yaudah saya tinggal keliling dulu mas"
"iya pak" sahut kami serentak. Bapak itu mulai meninggalkan kami.
Kami makin ketakutan, kulihat teman yg memboncengku gemetaran
"gantian kamu yg bonceng, bisa" katanya
"enggak bisa, mataku buta warna, nanti malah ada apa-apa. Ayo langsung cabut saja" kataku

5# Kota Wentira

Mungkin nama Wentira di kota-kota lain dianggap biasa, namun berbeda hal nya apabila nama ini di dengar oleh masyarakat yang berada di Pulau Sulawesi Tengah.Wentira merupakan lokasi yang berada di Kebun Kopi (lintas Trans-Sulawesi). Wentira sendiri menurut beberapa kesaksian orang-orang yang mengaku pernah ke sana mengatakan kalau Wentira merupakan suatu kota yang sangat teramat indah dengan ciri
khas warna kuning. Namun yang sebenarnya sesuai dengan yang saya lihat langsung, Wentira sebenarnya hanya daerah berhutan lebat, jauh dari mana-mana, di antara Palu-Parigi, di lintas jalan yang disebut orang sebagai Trans-Sulawesi. Pohon-pohon raksasa tumbuh di pinggir jalan, dengan bentuk batang besar, putih, cenderung lurus, menjulang sangat tinggi seakan ingin menggapai langit. Batang pohon itu begitu lurus, dan baru di bagian sangat atas di ketinggian, tumbuh dahan dan cabangnya dengan daun-daun yang menjadi sangat kecil-kecil kalau dilihat dari bawah. Konon, tak ada seorang pun berani menebang pohon seperti
itu.Sebenarnya banyak sekali kesaksian-kesaksian dari orang-orant yang mengaku pernah jalan-jalan ke Wentira, misalnya salah satu contoh yang paling terbaru yang saya dengar adalah ada seseorang yang memesan sebuah mobil BMW i series warna kuning dengan memberikan alamat “WENTIRA”.Dan hebohnya, yang memesan itu adalah “seorang pria tua” tanpa adakeanehan sama sekali menurut sales promotion perusahaan tersebut.lalu setelah di mobil tersebut di antar, ternyata tempat yang mereka datangi hanyalah hutan lebat.Banyak juga warga di sekitar Wentira mengatakan, apabila ada kendaraan lewat daerah tersebut harus membunyikan klakson 3X agar perjalanan mereka lancar sampai tujuan. Ada juga cerita yang lebih para dari kisah wentira : Suatu hari di Pulau kalimantan ada sebuah tebing yang penuh dengan sarang burung walet tetapi tak seorang pun yang bisa memanjatnya, pada suatu ketika ada seorang pemuda dengan santai memanjat tebing itu meski tampa pengaman, melihat aksi dari pemuda itu warga serompak terkejut ketika turun para warga datang bertanya kepada pemuda itu karna wajahnya agak asing di mata warga, ketika para penduduk bertanya dari mana dia berasal, lalu pemuda itu menjawab dengan lantang ” saya dari Kota Wentira Palu” tak lama kemudian pemuda itu hilang di kerumunan warga, (Cerita Pak Sappam SekolahQ), dari cerita di atas warga wentira juga sering berkelana dan mengembangkan kotanya dan menurut perkiraan kami Wentira telah berkembang sampai di Mamuju (sul-bar), Mekongga (sul-tra) dan bisa saja sampai di Kalimantan Walaupun cerita ini seperti tak mungkin, namun saya sarankan agar kalian jalan-jalan untuk melihat langsung lokasi dari Wentira ini Cerita mengenai keberadaa komunitas “jin” Uwentira beredar cukup santer di kalangan masyarakat Palu. Mendengar kata Uwentira atau Wentira, mereka merujuk pada cerita, kisah maupun mitos soal keberadaan komunitas yang tak kasat mata ini. Hanya sedikit orang yang bisa melihatnya bahkan bisa berkomunikasi dengan warga Uwentira yang sering muncul bahkan di pasar-pasar di Palu dan sekitarnya. Kawasan Wentira ini oleh kalangan paranormal di Indonesia, memang dikenal sebagai salah satu wilayah paling angker di seluruh pelosok nusantara Demi menjawab rasa
penasaran banyak pengunjung, saya ingin membagikan cerita 3 teman saya berikut ini. Kebetulan mereka saya kenal karena bertemu langsung.
1. Cerita Sulwan Dase
To Wentira (ditulis Uwentira), demikian
masyarakat Palu menyebut komunitas
ini. Terletak disebuah kawasan yang
bernama Wentira. Orang Toraja kuno
menyebutnya To Wae Ntira. Menurut
beberapa kawan menceritakan
pengalaman mereka saat bertemu dgn
orang2 To Wentira. Katanya, kita seolah-
olah terombang-ambing diantara dunia
nyata dan dunia maya, rasionalitas, dan
supranatural. Bingung bercampur takjub.
Antara percaya dan tidak percaya.
Menurut mereka yang pernah ke “Kota
Wentira”, kota itu sangat modern, dgn
peradabana yang sangat luar biasa.
Semua jenis kendaraan ada disana
(termasuk MRT). Masyarakatnya makmur
dan serba berada. Yang menjadi
persoalan adalah, pintu masuk ke kota
tsb. Hampir tak satu orang pun bisa
menjelaskn secara pasti lokasi jalan
masuk. beberapa menjelaskna bhw pintu
masuk dgn kendaraan roda dua dan
mobil adalah melalui sebuah jembatan
beratap. Jembatan ini sebenarnya
menjembatani sebuah sungai yg
membentang. Secara logika, bila kita
masuk ke ujung satu pastilah bisa tiba di
ujung satunya. Namun keanehan terjadi.
Kadang2 ketika sebuah mobil memasuki
ujung jembatan, mobil itu tdk pernah lagi
keluar di ujung satunya. Beberapa hari
kemudian, barlah pengendara mobil itu
bercerita bhw mereka baru saja pulang
dari Kota Wentira, di mana segala
sesuatunya ada disana. Wow…
persoalannya, di bagian mana dari
jembatan itu yg menjadi pintu masuknya?
Sebab mobil tsb ketika memasuki
jembatan, menghilang begitu saja dari
pandangan mata….Sewaktu saya bertanya
kepada beberap kawan yg pernah kesana,
mengatakan, tempat itu sangat luar
biasa. Namun tdk ada lagi yg berani
kesana…
2. Cerita LES Kala’tiku
Saya ingat suatu kejadian aneh yang
saya dengar dari bapak saya sendiri.
Waktu itu Bapak mempunyai proyek di
daerah lokasi wentira. niatnya sih jalan2
di jembatan itu tapi pas memasuki mulut
jembatan menurut teman proyeknya
mobil truk yang pakai teman saya dan
supirnya tiba2 hilang seakan2 di telan
oleh jembatan itu. terus terang ini tidak
masuk di akal tapi kenyataan terjadi. tapi
sayang teman kantor sya ini tidak mau
menceritakannya pak jadi jujur saya juga
jadi penasaran dengan cerita teman saya
yang katanya kota itu luar biasa modern.
yah antara kenyataan dan fiksi….jadi
bingung
3. Kesaksian PS Patandung
To wentira menurut orang Kaili (Suku asli
di Sulteng) ada di sekitar kebun kopi ( Jl
poros tawaeli – Toboli ) di jalan poros
tersebut ada satu jembatan yang masih
ada sampai sekarang. Konon katanya,
masih buatan Belanda. Di sampingnya
ada satu jembatan jembatan beton yang
digunakan konon tahun 1980-an setiap
kendaraan yg lewat wajib memberi kode
lampu atau setidaknya klakson sebagai
tanda permisi mau lewat.
Saya sudah beberapa kali melewati
kawasan Kebun Kopi yang disebut-sebut
dua teman terakhir ini. Kawasan ini
dikenal cukup berat, menanjak dengan
kemiringan tajam. Belum lagi sering
terjadi longsong. Jembatan itu masih
ada, dan bahkan sekarang ada sebuah
tugu berwarna kuning bertuliskan NGAPA
UWENTIRA. Ngapa dalam bahasa Kaili
berarti Kampung,Negeri atau Kota.
Uwentira berarti tidak kasat mata. Jadi
NGAPA UWENTIA berarti Kota UWENTIRA.
Bagaimana ciri-ciri fisik warga Uwentira,
apakah bedanya dengan manusia seperti
kita?
Kisah Wentira : Kisah berikut agaknya
sejalan dengan cerita yang saya
dapatkan dari beberapa sumber di Palu
maupun di luar Palu. Warga Wentira tidak
punya garis pemisah diatas tengah bibir,
seperti layaknya manusia normal.
Menurut keyakinan masyarakat setempat,
yang disebut kawasan Wentira atau
Uwentira adalah wilayah yang sekarang
dikenal sebagai kawasan kebun kopi, di
jalan Trans Sulawesi poros Sulawesi
Selatan – Sulawesi Tengah. Di sekitar
sana tidak ada pemukiman penduduk
hanya pohon-pohon yang menjulang
tinggi berwarna keputih-putihan ditandai
dengan sebuah jembatan yang konon
hanya orang yang mampu melihat hal-hal
gaib-lah yang bisa melihat kalau ternyata
jembatan itu juga merupakan pintu
gerbang untuk masuk ke Kerajaan mistis
Wentira.
Seseorang, dengan identitas
seleb_celebes memposting cerita ini di
sebuah forum. Berikut kisahnya.
Untuk masuk ke Wentira, tidak boleh
sembarangan, hanya yang dikehendaki
dan diizinkan oleh penghuni Wentira
yang boleh masuk. Nah, paman teman
saya ini termasuk orang yang diizinkan,
karena dia melakukan ritual-ritual
ditemani oleh orang2 pintar di sekitar
daerah itu. Sementara kalau orang yang
dikehendaki biasanya orang yang
katanya kalau lewat tidak permisi (kulo
nowon) dulu, lewat dengan sombongnya,
dan biasanya yang seperti ini tidak
pernah lagi kembali keluar. Pernah ada
kejadian mobil melintas di tengah
jembatan tetapi sebelum sampai diujung
jembatan sudah keburu menghilang, kata
penduduk skitar masuk kedalam Wentira.
Menurut cerita paman teman saya itu
alam di dalam Wentira didominasi warna
kuning keemasan dimana penghuninya
hidup sangat sejahtera dan tidak ada
yang miskin, kehidupan disana laiknya
kehidupan normal, semua ada baik
gedung, kendaraan dll tapi semuanya
serba mewah.
Menurut cerita orang-orang di sekitar
pegunungan Sulawesi Tengah yang
katanya juga masuk kedalam area
Wentira, kadang-kadang ada penghuni
Wentira yang keluar untuk berbelanja di
pasar-pasar tradisional, ciri-cirinya yang
utama adalah tidak ada garis pemisah
diatas tengah bibir seperti layaknya
manusia normal, kalau mereka muncul
tetap dilayani tetapi tidak ada yang berani
mengganggu.

3# Let's Play the Game!!!

"auchh"
apa ini?? ada sesuatu yang mengikat kaki ku,, sakittt
kubuka mataku, dimana ini? ohh tidak, kepala ku masih pusing.
*kalian pernah mengalami hal buruk? aku rasa apa yg akan aku alami hari ini akan jauh lebih buruk.
Pertama, aku terikat di lantai dan terbagun di sebuah ruangan yang tidak aku kenal sama sekali, hanya ada lampu redup berwarna hijau. tidak ada jendela, hanya ada sebuah pintu dan sebuah televisi layar cembung  OMG, tahun berapa ini?!?!?! semoga saja TV itu tidak menampilkan channel TVRI.
Kedua, ini yang menurutku paling aneh, ada seseorang yang sedang tertidur dan terikat di samping kiri ku. Dia mantanku, dia orang yang sangat baik padaku,, sangat baik. Tapi sayang, kejadian 2 bulan lalu membuat kami berpisah, ia menyelingkuhiku. Sebenarnya aku tidak mau memutuskan hubungan dengannya mengingat kebaikannya selama ini. tapi keinginan pribadiku untuk hidup lebih bebas dan bersenang-senang tanpa ada ikatan darimana pun, membuatku menjadikan masalah perselingkuhannya sebagai kambing hitam dari putusnya hubungan kami.
aku berusaha melepaskan borgol di kaki ku, dan tiba tiba TV di ruangan ini menyala. Tv itu menampilkan sebuah rekaman sesosok boneka dengan wajah berwarna putih, lingkaran spiral di kedua pipinya dan rambut yang sepertinya tidak pernah disisir. Yaikss!! (tapi aku bersyukur ternyata tv itu tidak menampilkan TVRI, yeeyy)
pada rekaman itu, boneka itu berbicara
"Hello,
saat ini kamu berada pada 2 pilihan, HIDUP atau MATI. dikakimu terpasang sebuah borgol yang mampu menarik kaki mu hingga patah, kau ingin melepaskannya? kunci borgol itu ada di dalam lambung mantan pacarmu, kau hanya perlu menemukan dimana lambungnya dan mengambil kuncinya, tidak sulit bukan? Kau dapat menggunakan pisau yang berjarak 1,5m di sebelah kanan mu sebagai alat bantu menemukan lambung mantanmu. tapi ingat, kau dalam posisi terikat dan semakin kau menggerakan tangan kananmu maka borgol itu akan semakin kencang menarik kakimu. Terdengar sangat mudah?? Bagaimana kalau kita bermain dengan waktu? pacar mu hanya aku berikan obat tidur. kau lihat di tangan mantan pacarmu? disitu terdapat sebuah sensor, jika ia merasa panik karena tubuhnya sedang terikat, maka sensor itu akan aktif dan menggerakkan mesin yang terhubung dengan tali di perutmu. Jika mesin itu bekerja, maka tali di perutmu akan semakin mengencang dan mungkin kau akan terbagi menjadi dua bagian. namun jika pacarmu mati, borgol di kakimu akan semakin erat dan akan meremukkan tulang tulang kaki mu. Semua pilihan ada padamu"
dan rekaman itu pun mati,, OMG!! aku harus bagaimana?!?!!
saat aku sedang bingung memikirkan cara lain untuk lolos,, tiba-tiba
"Nnggghhh. .. . . . . "
Oh tidak!!!! dia akan segera bangun!!
SO LET'S PLAY THE GAME!!!

2# FlatWood Monster

Ceritanya bermula pada tanggal 12 September 1952 pukul 7.15 malam, dua orang kakak beradik bernama Edward dan Fred May beserta seorang teman yang bernama Tommy Hyer (masing-masing berumur 13,12 dan 10 tahun) menyaksikan adanya sebuah obyek terang melintasi langit. Obyek itu kemudian mendarat di tanah milik seorang petani bernama G Bailey Fisher. Mereka segera melaporkan penampakan itu kepada orang tua mereka yang segera mengorganisir sekelompok orang untuk menyelidiki lebih lanjut.
Setelah mereka tiba di tanah pertanian itu, mereka melihat sebuah obyek seperti bola api raksasa setinggi 1,5 meter. Ketika mereka mengarahkan senter mereka, mereka melihat satu makhluk aneh yang mengeluarkan bunyi nyaring dan berisik. Makhluk itu meluncur ke arah mereka namun kemudian berubah arah dan menghilang. Kelompok itu berlarian pulang dengan ketakutan. Setelah hari itu, masih terdapat beberapa laporan yang diterima oleh sheriff dari masyarakat yang mengaku bertemu dengan makhluk yang serupa.
Setelah penampakan itu, wilayah itu dipenuhi oleh bau hangus selama berhari-hari. Namun jejak makhluk tersebut tidak pernah terlihat lagi. Kejadian selanjutnya yang lebih aneh adalah semua orang yang menjumpai makhluk tersebut menjadi sakit dengan gejala radang tenggorokan, iritasi kulit dan muntah-muntah. Para dokter menyebutkan bahwa gejala tersebut sama dengan gejala orang yang keracunan gas.

1# Devon's Footprint

Jejak kaki Devon merupakan sebuah nama yang diberikan pada sebuah fenomena yang terjadi pada tanggal 8 Februari 1955 di Devon , Inggris. Jejak-jejak itu memiliki pola seperti kuku belah. Saksi lain mendeskripsikan bentuknya seperti huruf U atau seperti tapal kuda. Ukuran panjangnya adalah 4 cm hingga 6,25 cm dan jarak antara jejak kaki sekitar 20 cm. Jejak-jejak tersebutterlihat hingga 160 km jauhnya dari Exmouth hingga Topsham .Pada tanggal 8 Februari 1855, salju tebal turun di Devon selatan selama seharian.
Hujan salju itu baru berhenti kira-kira pada tengah malam dan saat itu para penduduk Devon sudah lelap dalam tidurnya. Pagi harinya, para penduduk mulai bersiap untuk melakukan aktivitasnya. Tiba-tiba mereka melihat jejak misterius yang tidak biasa di atas permukaan salju. Tidak ada jejak lain di permukaan salju. Pada beberapa lokasi, jejak-jejak tersebut terlihat menghampiri pintu rumah penduduk, namun kembali menjauh. Di tempat lain, jejak tersebut terlihat di atap rumah. Lalu, ada juga jejak yang terlihat menghadap sebuah tembok setinggi 4 meter dan muncul di sisi lain dari tembok, seakan-akan mahkluk tersebut berjalan menembus tembok. Di sungai Exe, jejak tersebut terlihat pada dua sisinya, entahkah makhluk itu menyeberangi sungai tersebut atau ada dua makhluk yang berjalan di kedua sisi sungai. tidak ada yg tahu pasti jejak apa itu karena tdak ada hewan yg mampu berjalan di tengah badai salju yg sedang mengamuk malam itu

Return Creepypasta

Ya, aku sudah kembali kalian pasti senang kan?
*reader : adminnya kege'eran nih

Sebagai tanda bahwa aku sudah kembali dari tidur panjangku
*admin : emang lu kira gua beruang yang baru bangun dari hibernasi
aku akan memberikan kalian creepypasta tapi entar malem aja ya....

*reader : Ah elu min

Saturday, July 12, 2014

Good News for me and Bad News for you

Ada kabar gembira untuk kita semua
*eh, kok jadi iklan kulit manggis sih.
Maksudnya ada kabar gembira dan kabar buruk nih.....

Kabar gembiranya  adalah saya diterima di SMKN 1 Cimahi
*readers:Congratulation admin
sama-sama

Cuman seperti yang saya bilang tadi bahwa ada kabar buruknya
*readers:Apaan min

Kabar buruknya adalah saya akan jarang membuat postingan dikarenakan, ya kalian tahu lah melanjutkan sekolah ke smk/sma/smu itu akan banyak tugas

Kalian juga tahu saya tidak membuat postingan dari bulan juni, alasannya saya sedang di-Bandung dan Pc-pun tidak bisa ku pakai untuk malam hari karena Pc itu milik pamanku.

ok kalian sudah tahu Good News dan Bad Newsnya kan? jadi saya sepertinya tidak perlu melanjutkan postingan ini lagi jadi


Sampai jumpa lagi semua

Thursday, June 12, 2014

Gedung Tua: Part 2


Kami Berenampun masuk kedalam gedung tersebut dan menunggu hingga malam. Malampun tiba dan kami memutuskan untuk melakukan uji nyali sekarang juga, dengan memakai kamera inframerah yang Gio letakan di salah satu tempat. Davina pun maju duluan untuk melakukan uji nyali sementara kami berlima menunggu diluar.

Kami berenam memutuskan akan menjemputnya setelah satu jam, karena jika terlalu lama kami takut terjadi sesuatu selain itu kami juga tak mau kehabisan waktu karena kami ingin melakukan uji nyali juga.

Davina berhasil, lalu Gio pun berhasil, Chris, Naufal juga berhasil. Kini giliranku jujur saja aku memang agak takut juga sih ketika ingin masuk kedalam.

Didalam sana aku tak melihat apapun yang aneh, entah itu pocong, kuntilanak, genderewo, bahkan hantu gentayangan juga tidak ada. Yang ada hanya suara-suara, bau aneh, dan benda berjatuhan tak sedikitpun membuatku takut.

Akhirnya mereka datang untuk menjemputku, "Hebat lu gak takut, padahal banyak banget hantu disini" kata Gio, "Orang gak ada apa-apa juga" jawabku, "Masa? kita berempat juga ngeliat banyak hantu kok disini" kata Gio, "Udah jangan banyak omong, giliran Christy nih kasian dia dari tadi nungguin mana dikasih terakhir lagi" Kata Chris, "Ok, sekarang kita keluar biar si Christy yang diem disini" kataku. Kami berlima keluar meninggalkan Christy sendirian di gedung tersebut.

Kami berlima sibuk dengan kegiatan masing-masing diluar sana. Aku yang main game online di telepon pintarku, Chris yang sibuk sms-an sama pacarnya, Gio sama Naufal main catur, dan Davina sibuk bikin status.

Ketika alarm ditempat kami berbunyi, kami segera menjemput Christy, Christy seperti tidak takut sedikitpun setelah kami sampai kami bertanya "Lu nggak apa-apa?", "Nggak" kata Christy "eh, Mana Davina kok nggak keliatan" lanjutnya. Kami berlima mencarinya dan memang tadi dia Gio gandeng ketika masuk, tapi setelah bertemu Christy gandengan Gio dilepas.

Ketika kami mencari Davina digedung tersebut, Naufal melihat ada seorang pria dilantai atas.
"Mungkin dia tahu dimana Davina" kata Naufal
"Benar, ayo kita kejar dia!" kata Gio. Dan kami memutuskan mengejar pria tersebut untuk menanyakan dimana Davina

Tapi Kami semua akan menyesal telah mengejar pria tersebut.

Tuesday, June 10, 2014

Gedung Tua: Part 1

Namaku Ahmad, aku adalah seorang pemuda penyuka petualangan dan misteri. Bersama dengan 5 temanku Gio, Davina, Naufal, Chris dan Christy kami sering berpetualang ke tempat-tempat yang dianggap angker dan beberapa kali juga kami sering melakukan uji nyali seperti yang ada di salah satu acara pada tengah malam.

Hari ini Aku, Gio, Chris sama Christy berencana akan mencari tempat angker lagi untuk melakukan uji nyali, "Gio, lu tahu kita uji nyali dimana lagi nggak?" Kataku, "Belum nih, lu tahu gak Chris?" jawab Gio, "Tenang, Gue sama Christy udah tau tempatnya" jawab Chris. Memang Chris dan Christy adalah saudara kembar, hobi mereka pun sama yaitu Hal-hal yang berbau Horror, Sedangkan Aku dan Gio adalah sahabat dekat yang besar bersama.

"Lu ajak juga Davina sama Naufal dong Mad!" kata Chris, "Jangan kayak minggu kemarin. Nggak ngajak mereka berdua, jadinya kita diomelin mereka berdua, apalagi pacar lu Gio bawelnya gila-gilaan" Katanya lagi, "Oke deh Chris, gue ajakin mereka, gue juga mau ngajakin mereka kok" Jawabku.

Besoknya kami berenam sudah siap dengan barang kami masing-masing, juga beberapa uang untuk makan, karena kami menumpang di mobil Chris jadinya kami bawa uang lebih untuk patungan bensin. "semuanya udah masuk?" kata Chris, "UDAH" Jawab kami berlima serentak, "Oke, lets go" kata Chris lagi.

*********

Kamipun sampai didaerah tujuan. "lu bilang tempat angker, kok kita malah ketempat kumuh gini?" kata Gio, "iya, lu niat sih gak sih uji nyali?" timpal Davina. "memang ini tempatnya, katanya dulu disini ada kerusuhan yang membuat ribuan nyawa melayang, ada yang bilang jika ada orang yang masuk ke Gedung ini, pulang cuma bawa nama" jawab Chris. "Serem amat ceritanya" kata Naufal yang memang paling penakut antara kami berenam, "Kenapa? Takut" kata Christy, "Ng...gak kok Christy" elaknya. "udah, kita siap-siap aja dulu didalem" kataku

Itu adalah suatu kesalahan, karena kami tidak tahu ada apa didalam.

Sunday, June 8, 2014

18# Creepypasta Indonesia

Lelaki yang Tersenyum


Hal ini terjadi sekitar lima tahun yang lalu saat aku masih tinggal di sebuah apartemen di kota besar, aku adalah seorang pengidap insomnia akut, jadi saat teman sekamarku sudah tidur, aku sering pergi keluar untuk menghabiskan waktu. berjalan sendirian di kegelapan malam, aku tidak punya alasan untuk merasa takut, sampai malam itu, malam yang mengubah hidupku untuk selamanya.
Saat itu hari Rabu, sekitar jam satu atau dua tengah malam, aku sedang berjalan menyusuri taman yang jaraknya lumayan jauh dari apartemen, malam begitu sunyi, tidak ada satupun kendaraan yang berlalu-lalang. jalanan benar-benar kosong.
Aku berbalik dan berjalan diatas trotoar, hendak kembali ke apartemenku, saat itulah pertama kali aku melihatnya diujung jalan.
Aku melihat siluet seorang pria, dan dia sedang menari. itu adalah tarian yang aneh, mungkin mirip waltz, dan dia mengakhiri setiap gerakan dengan sebuah hentakan kedepan, kurasa kau boleh membayangkan bahwa dia menari sambil berjalan, dan dia menuju tepat kearahku.
Awalnya kukira dia sedang mabuk, jadi aku melangkah kepinggir trotoar, memberinya cukup ruang untuk melewatiku, dia makin mendekat dan aku makin menyadari sosoknya yang sungguh aneh, tubuhnya begitu kurus dan tinggi semampai, serta mengenakan setelan yang ketinggalan zaman.
Dia terus menari dan mendekat sampai akhirnya aku mampu melihat wajahnya.
Kepalanya miring dengan garis yang tidak wajar dan matanya melotot menghadap langit, senyum lebar dan mengerikan tersungging di wajahnya, senyum yang hanya akan kau lihat di serial kartun. tatapan liar dan senyumnya yang tidak masuk akal sudah cukup membuatku bergidik dan segera menyebrang jalan menjauh darinya. aku tidak berhenti memperhatikannya saat sampai di sebrang jalan dan menghentikan langkahku. Dia tak lagi menari dan kini berdiri dengan salah satu kaki, menghadapku namun tetap melihat keatas. Tentu dengan senyum aneh yang masih merekah lebar.
Saat itu aku sudah sangat gugup, aku mulai berjalan namun tetap enggan untuk melepaskan pandanganku darinya. Saat aku telah mencapai jarak setengah blok, aku menoleh kedepan untuk beberapa saat, hanya untuk memastikan bahwa jalanan dan trotoar di hadapanku benar-benar lengang. Masih dalam keadaan gugup, aku berbalik kembali kearah pria tadi berdiri dan mendapati dirinya telah lenyap.
Aku sempat lega untuk beberapa saat... sampai aku melihatnya lagi, kali ini dia sudah ikut menyebrang, aku tak dapat melihatnya dengan jelas karena jarak kami sudah cukup jauh dan pekatnya gelap malam. Tapi aku sangat yakin dia sedang menatapku. tak lebih dari 10 detik aku mengalihkan pandanganku darinya, jadi sudah pasti dia bergerak dengan cepat.
Aku begitu terkejut saat itu hingga tak dapat bergerak, ketika dia mulai berjalan menuju kearahku lagi, dia mengambil langkah-langkah besar, seperti seseorang sedang berjinjit, namun dengan kecepatan tinggi.
Aku harus bilang bahwa semestinya aku kabur waktu itu, atau mengambil ponselku dan mulai menghubungi seseorang, tapi tidak. Aku hanya diam membeku menyaksikannya berjingkat kearahku.
Kemudian dia berhenti, sekitar sepuluh meter dariku, masih dengan senyumnya, masih melotot kelangit.
Ketika aku mendapatkan kendali atas tubuhku lagi, hal pertama yang kupikirkan ialah segera mengumpat padanya "Apa yang kau inginkan dariku heh?" Namun yang keluar dari mulutku lebih terdengar seperti rengekan.
Terlepas dari bisa atau tidaknya manusia mencium rasa takut, mereka bisa mendengarnya. dan aku mendengar rasa takut dari suaraku sendiri. dan itu hanya membuatku merasa lebih buruk.
Tapi dia tetap tidak bereaksi sama sekali. hanya diam berdiri, dengan senyum anehnya.
Lalu, setelah sekian lama, pria tersebut perlahan berbalik, kemudian mulai menari-menjauh dariku, entah mengapa. kali ini aku tak akan melepaskan pandanganku lagi darinya, sampai dia telah benar-benar jauh, menghilang diantara lampu-lampu jalan yang remang.
Kemudian aku menyadari sesuatu, dia tak lagi menjauh atau menari, aku menyaksikan dalam horor bayangnya yang semakin membesar dari kejauhan, dia kembali, dan kini berlari dengan kencang mengejarku.
Aku segera berlari secepat yang kubisa menuju ke penerangan yang lebih baik, menuju jalanan yang lebih ramai, saat aku menoleh kebelakang, aku tak melihatnya dimanapun. sepanjang jalan menuju apartemenku, aku terus menoleh kebelakang beberapa kali, masih merasakan sosoknya membuntutiku dari belakang dengan senyumnya yang mengerikan, tapi dia tidak pernah muncul.

Semenjak malam itu, aku tidak pernah lagi berjalan sendirian. ada sesuatu diwajahnya yang selalu menghantuiku hingga saat ini, dia tidak tampak mabuk, sorot matanya terlihat benar-benar gila. dan itu adalah hal yang sungguh menyeramkan.

17# Creepypasta Indonesia

Boneka

Aku memberikannya sebuah boneka sebagai hadiah ulang tahun beberapa hari yang lalu. Dia sangat menyukainya, "boneka yang cantik" dia bilang. Dengan rambut yang lembut dan pakaian indah yang melekat ditubuhnya. dia hampir tak pernah berada terlalu jauh dari bonekanya. Disepanjang siang, dia akan mendudukannya dimeja jadi dia bisa selalu memandangnya selagi membersihkan rumah. juga ketika malam menjelang, dia akan meletakkannya tepat disamping ranjang, agar mata birunya yang besar dapat selalu mengawasi kami saat terlelap.
Tetapi rasa cinta istriku pada bonekanya perlahan berubah, aku menyadari sesuatu yang salah terjadi. Tentu aku sudah bertanya, tapi dia menolak menjelaskan pada awalnya, bilang padaku bahwa dia mungkin hanya berhalusinasi. Tapi istriku makin bertingkah aneh hari demi hari, aku sudah tak mampu menahannya. Aku terus memaksanya menceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi atau aku akan membawanya ke dokter.
Akhirnya dia menyerah dan memberitahuku sambil terisak, dia bilang bonekanya membuat dirinya ketakutan. Dia juga bilang padaku bahwa dia seakan selalu merasa diperhatikan, dan suatu waktu dia mendapati bonekanya pernah bergerak sendiri.
Hal ini sungguh membuatku khawatir dan aku segera beranjak ke kamar untuk memeriksa bonekanya.
Aku melihatnya tergeletak di atas ranjang, dengan mata birunya yang menatap lurus. Aku tak tahu apa yang harus kuperbuat, bonekanya tidak bergerak. Tentu saja, itu hal yang sangat mustahil.
Aku hendak berbalik saat kulihat geliat kecil di sudut mataku, aku menoleh dan segera mengambil bonekanya, menatapnya lebih dekat.
Ada yang salah dimatanya.
Aku menajamkan pandanganku dan melihat lebih dekat.
Ya, ternyata memang ada gerakan, tapi bukan dari matanya, melainkan sesuatu yang menggeliat dibaliknya.
Sebelum aku sempat menyimpulkan sesuatu, sekitar sepuluh ekor belatung berjatuhan dari celah bola matanya. Aku sungguh terkejut dan menjatuhkan bonekanya kelantai, kemudian secara reflek mundur beberapa langkah.
Istriku bertanya apa yang sedang terjadi dari arah ruangan lain. Aku segera menyahut padanya untuk tidak perlu khawatir. Aku mengambil bonekanya lagi, kini dengan kain lap ditanganku untuk membersihkan belatung-belatungnya. Didalamnya aku melihat lebih banyak, bergerombol dan mencoba mencari jalan keluar.
Sudah kuduga yang ini memang tidak akan bertahan lama. Well, kurasa aku memang harus menjaganya tetap hidup untuk beberapa saat, dengan begitu mungkin akan lebih awet.
Saat aku membuang bonekanya, aku terus memikirkan tentang seringnya istriku bilang padaku bahwa dia sangat menyukai gadis kecil berambut pirang yang tinggal beberapa blok dari rumah kami. Bukankah ia juga memiliki mata biru yang indah ?
Kurasa kini aku tahu kejutan apa selanjutnya yang akan kuberikan pada istriku.

16# Creepypasta Indonesia

Maukah Kau Bermain Denganku?


Aku sebenarnya tidak ingin menceritakan pengalamanku ini, tapi aku sudah terlalu lama menyimpannya sendiri. Tidak ada seorang pun yang tahu. Tapi, sekarang aku mempercayakannya padamu, untuk membaca ceritaku ini. Dan cobalah berusaha untuk memahami kengerian yang ku alami. Jari-jemariku berkerut dan gemetar, air mataku terus mengalir di pipiku ketika aku berusaha untuk mengetik tulisan ini.
Ketika itu adalah malam yang sangat biasa. Aku kelelahan, pekerjaan di kantor agak membuatku sedikit stres, dan aku sangat ingin tidur.
Tapi malam ini terasa agak berbeda.
Hembusan angin sepertinya terasa mengerikan. Langit terlihat lebih gelap. Ketika aku bersantai di sofa dan menonton acara favoritku, aku melihat bayangan seperti siluet berdiri di luar jendelaku, bayangannya terlihat dari tempat ku duduk. Aku mencoba fokus! Benar-benar memperhatikan sosok apakah itu.
Tapi tidak ada apapun selain kegelapan. Aku berfikir kalau aku hanya kelelahan saja. Pekerjaanku cukup banyak hari ini, itu saja.
Ketika acara favoritku sudah selesai, aku segara pergi tidur. Ketika aku berusaha untuk tidur, tiba-tiba terdengar deritan pintu kamarku. Aku mengabaikannya karena terlalu lelah untuk mengurus hal-hal konyol seperti itu. Tapi aku merasa seperti sesuatu memperhatikanku. Aku mencoba berpikiran positif karena aku sangat ingin tidur. Tapi kemudian, aku mendengar nafas yang berat dan pelan. Pertamanya, aku mengira itu adalah bunyi nafasku sendiri walaupun aku sedikit ragu akan hal itu. Jadi, aku mencoba menahan nafasku sebentar untuk membuktikannya.
Ternyata itu bukan nafasku.
Aku melompat bangun dan membuka mata. Mendadak tubuhku menjadi beku ketika aku melihat seseorang di sudut tempat tidurku. Seorang gadis kecil yang kira-kira berumur 6 tahun, berambut panjang yang hitam, dalam balutan gaun tidur berwarna putih. Dia menatapku tanpa berkedip dan tersenyum lebar. Dia mempunyai luka sayatan yang cukup dalam di wajahnya, tangannya yang diletakkannya disamping, terlihat penuh oleh sesuatu yang berwarna merah. Kami berdua duduk dan saling pandang beberapa waktu, sampai dia mengeluarkan jeritan yang menyeramkan. Saat itu, aku mencoba berlari menggapai pintu, tapi dia melompat ke arahku, menancapkan kukunya ke wajahku, matanya yang hitam hanya berjarak beberapa inci dari mataku dan terus menjerit dengan suara melengking. Suaranya kencang sekali, aku terus berontak dan sekuat tenaga menjauhkan dia dariku. Tapi akhirnya, kepalaku terbentur meja disamping tempat tidurku. Aku kehilangan kesadaran.
Aku terbangun dan mendapati diriku berada di basement yang kosong. Pakaianku masih lengkap, kecuali kaos ku. Aku berjuang untuk mendapatkan kembali keseimbanganku. Kulihat kepalaku sudah penuh dengan darah kering. Terdapat sayatan di lenganku yang bertuliskan “Maukah kau bermain denganku?”. Itu terasa sakit dan perih sekali.
Lalu aku mengedarkan pandangan ke sekelilingku dengan persaan takut dan horor, dan aku melihat pintu besi dengan rembesan darah dibawahnya. Perlahan aku berjalan ke arah pintu itu. Sepertinya tidak ada tanda-tanda keberadaan gadis yang kutemui dikamarku tadi. Walaupun diselimuti ketakutan, aku akhirnya mendorong pintu itu dan masuk kedalam.
Dibalik pintu itu, aku melihat pemandangan yang menyeramkan. Aku melihat banyak mayat tergeletak di ruangan yang luas itu sampai jalan menuju tangga di sudut seberang ruangan. Mayat laki-laki, perempuan, anak kecil, dan beberapa mayat lainnya terbaring disana. Ada sayatan parah dilengan mereka yang bertuliskan sama dengan yang tertulis dilenganku “Maukah kau bermain denganku?”. Lalu aku memperhatikan mayat perempuan, yang tergeletak tidak jauh dari tempatku.
Leher wanita itu terkulai lemas, luka besar di perutnya menganga lebar. Ketika aku beranjak untuk lebih melihatnya lebih dekat, aku melihat truk pemadam kebakaran mainan di antara jeroannya yang hampir terburai. Aku tercekik karena ketakutan. Lalu, didekat mayat perempuan tadi, mayat seorang pria terbaring disana dengan matanya yang sudah mencuat keluar, disebelahnya terdapat pemukul baseball yang sudah patah tergeletak diatas genangan darah. Lalu ada anak kecil yang berbaring tak berdaya ditengah-tengah ruangan. Mulutnya terbuka lebar, dan terdapat truk mainan yang sepertinya dipaksa masuk ketenggorokannya, dadanya terbelah dan jantungnya tergeletak disebelah badannya dan ditempat dimana jantungnya seharusnya berada, terdapat sebuah boneka kecil. Serta banyak mayat-mayat lain yang tak tak sanggup aku lihat satu persatu.
Aku kehilangan kontrol dan muntah. Aku menangis ketakutan, tetapi tiba-tiba satu pikiran agak menggangguku, “dimana gadis itu?”
Aku sebenarnya tak ingin tahu dimana ia berada, tentu saja. Tapi aneh saja, setelah aku sampai ditempat ini, dia malah tidak terlihat lagi. Yang kutakutkan juga, dia ada disekitar sini menunggu untuk menyakitiku. Aku mulai berpikir untuk keluar dari basement ini, maka aku berjalan menuju anak tangga. Tapi kemudian, langkahku terhenti...
Ada nafas yang berat berhembus di belakangku.
Aku menoleh dengan takut-takut. Dan di belakangku, aku melihat gadis kecil itu. Kemudian dengan suara yang dalam, dia berkata, “Maukah kau bermain denganku?”
Dia mulai berteriak histeris lagi. Aku berbalik dan bersiap untuk berlari, tapi dengan sigap dia menangkapku. Kukunya yang setajam pisau mencakar punggung dan leherku. Aku berusaha melawan sekuat tenaga dan akhirnya aku berhasil menghempaskannya ke lantai.
Aku menaiki tangga dengan berlari ke arah pintu keluar diujung anak tangga tapi secepat kilat dia mendahuluiku dan menghalangi pintu. Kurasakan darah mulai mengalir di punggungku akibat cakarannya tadi. Dia menerkamku lagi, membuat kami terguling ditangga. Lalu aku menyiku mukanya, berusaha mendorongnya menjauh. Ketika dia hendak menendangku, aku menangkapnya. Matanya yang lebar dan hitam memandangku dengan tatapan liar dan ganas, kukunya mencakari mukaku yang terasa sudah hancur akibat cakarannya. Teriakannya memekakkan telingaku. Dia mengangkat tangannya dan tersenyum lebar sekali, lalu tangannya menusuk mataku.
Semuanya mendadak gelap.
Ketika bangun, aku sudah berada dirumah sakit, perban memenuhi tubuhku, juga mataku sebelah, tapi aku bersyukur aku masih bisa melihat. Seorang polisi berdiri diruanganku, sedang berbicara dengan dokter. Mereka menyadari aku telah bangun dan tersenyum padaku. Mereka menginformasikan padaku bahwa aku adalah satu-satunya korban yang selamat dari pembunuhan massal yang dilakukan oleh seorang pria yang berumur setengah baya, dan polisi telah mengamankan pelaku. Aku menceritakan pada mereka tentang gadis kecil yang kulihat, tetapi mereka berkata tak ada gadis kecil ditempat kejadian. Aku bersikeras, tapi mereka tidak mempercayaiku. Mereka hanya mengatakan kalau aku membutuhkan istirahat.
Dua minggu berlalu, dan aku sudah diperbolehkan pulang kerumah. Ketika aku keluar dari ruangan dan melewati ruang tunggu, aku melihat beberapa mainan berserak disana. Mobil pemadam kebakaran mainan, truk mainan, dan boneka. Tragisnya, didekat mainan itu, duduklah seorang gadis kecil berambut panjang dan memakai gaun putih, tersenyum manis padaku. Dan dengan suara yang dalam dia berkata, “Maukah kau bermain denganku?”